TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Hidup dan Mati {13}



Hidup dan Mati {13}

0"A!! sialan kau Dayang Liu! Bagaimana bisa semua usahaku menjadi sia-sia karena manusia bodoh seperti dia! Bagaimana bisa Yang Mulia Raja sampai membunuh Pangeran Wu hanya karena manusia sialan seperti dia! Bagaimana bisa semuanya menjadi seperti ini hanya karena seorang Dayang yang tidak berguna itu! Sialan!" teriak Cheng Wan Nian. Dia kembali menghancurkan barang-barang keramik yang ada di kediamannya. Sehingga semua barang keramik di dalam kediamannya hancur berantakan. Buku-buku, dan semua benda nyaris seperti kapal pecah karena kemarahan Cheng Wan Nian yang begitu tinggi itu.     
0

"Tidak… aku tidak mau. Aku tidak sudi jika aku tidak bisa menjadi Ratu di istana ini! tidak akan ada yang bisa menjadi Ratu selain aku! Tidak ada yang boleh menjadi Ratu selain aku!" teriaknya lagi.     

Lim Jingmi dan Tan Lian hanya bisa menundukkan pandangan mereka kemudian keduanya saling sikut. Mereka agaknya takut atas kemarahan dari Cheng Wan Nian.     

"Apakah kita telah salah memilih sekutu?" tanya Lim Jingmi pada akhirnya. Tan Lian tampak menoleh pada Lim Jingmi, kemudian dia mengerutkan keningnya.     

"Apa maksudmu, Dayang Lim?"     

"Maksudku, apakah kita tidak salah memilih Tuan? Kita hanya terlalu fokus dengan Selir Cheng yang memiliki kekuatan paling tinggi di istana ini, sosok yang tak terkalahkan dan kita berpikir jika Selir Cheng bisa dengan mudah menjadi Ratu. Tapi agaknya kita keliru, yang memiliki kekuatan terhebat adalah Raja, dan seharusnya kita tunduk pada Selir yang dipilih Raja,"     

"Apakah kau lupa tentang julukan jika Selir Cheng adalah Selir kesayangan Sang Raja? Siapa sangka jika akhirnya akan seperti ini, Dayang Lim. Bahkan kandidat Ratu bisa didapat dengan sangat mudah. Siapa sangka Yang Mulia Raja malah mencintai seorang Dayang murahan itu. dan kini, kita sama sekali tidak tahu sosok mana yang akan dinobatkan oleh Yang Mulia Raja untuk menjadi Ratu. Kita benar-benar akan tamat sekarang."     

Cheng Wan Nian langsung melirik dua Dayang yang sedari tadi bersamanya itu dengan tatapan tajamnya itu, membuat Lim Mingyu dan Tan Lian langsung diam membisu. Bagaimana tidak, keduanya cukup punya otak untuk tidak membuat perkara dengan Cheng Wan Nian yang saat ini sedang emosi. Keduanya tidak mau mati sia-sia di tangan Cheng Wan Nian beserta dengan para Kasim yang ada di sana,     

"Kau jangan cemas, putriku. Jika memang benar Emo Shao Ye mengatakan itu dan sangat serius dengan ucapannya. Maka kita harus membunuh dia agar kamu menjadi Ratu sekaligus Raja di istana ini!" kata Kasim Agung Cheng.     

Cheng Wan Nian kini bersimpuh, amarahnya sudah mencapai puncak. Dan rasa cintanya kepada Chen Liao Xuan sudah menguap sehingga berubah menjadi rasa benci yang sangat luar biasa. Dia paling benci ketika Chen Liao Xuan tak peduli kepadanya, memalingkan wajahnya darinya, dan yang paling menyakitkan dari itu adalah, ketika Chen Liao Xuan telah melepaskan genggamannya seutuhnya. Dan Cheng Wan Nian tidak akan pernah tinggal diam untuk itu.     

"Apa yang bisa kita lakukan, Ayah. Kita tidak bisa berbuat apa-apa sama sekali. aku sama sekali tak bisa melakukan apa pun. ini adalah akhir dari kisahku sebagai Selir yang tidak akan pernah menjadu Ratu untuk selamanya."     

"Apa yang kau bicarakan, putriku. Kau adalah Selir terkuat di istana ini, dan dari semua Selir belum ada satu Selir pun yang mengandung janin dari Emo Shao Ye. Semuanya bisa kemungkinan terjadi, dan jika memang benar Emo Shao Ye enggan menjadikanmu Ratu, kita habisi dia. Kau masih ingat bukan tentang senjata dari langit yang bisa membunuh Iblis terkuat sekalipun? Bahkan Raja kita terdahulu bisa mati karena senjata itu dan lehernya ditebas oleh Putra Mahkota Kerajaan Langit. dan aku akan mendapatkan senjata itu untukmu. Tugasmu adalah, merayu Emo Shao Ye agar kalian bisa bercinta. Dan di saat dia lengah, tancapkan senjata itu tepat di jantungnya. Kau akan tahu, bagaimana Raja angkuh itu akan meregang nyawa. Dan kau juga akan tahu bagaimana dia perlahan menjadi abu dengan sangat nyata,"     

Mendengar ucapan ayahnya, Cheng Wan Nian tampak tersenyum dengan sangat percaya diri. Jika benar benda itu ada. Dia tidak akan segan-segan untuk menghabisi siapa pun yang tidak patuh dengannya. Dia bisa memastikan kalau dia akan menjadi penguasa satu-satunya dan paling abadi di dunia.     

Di sisi lain, Chen Liao Xuan tampak berjalan tertatih. Masuk ke dalam sebuah goa yang di sana tampak sangat hening dan gelap. Untuk kemudian dia melihat beberapa penerangan, cahaya-cahaya dari kunang-kunang, tapi dia tak bisa melihat siapa pun yang ada di sana. Semuanya sepi, semuanya hening. Chen Liao Xuan tertatih dan nyaris gila karena itu.     

Di mana gerangan Liu Anqier? di mana Liu Anqier dibawa oleh Li Qian Long? Bagaimana bisa saat batinya menunjuk kesini, tapi tidak ditemui Liu Anqier sama sekali.     

Chen Liao Xuan langsung lemas, dia langsung terduduk dengan kaku. Dia kembali meratapi nasibnya, sambil menangis tersedu. Apa yang terjadi ini adalah hal yang menyakitkan. Bagaimana bisa dia merasakan kehilangan untuk yang kedua kali setelah dia harus menunggu dalam waktu selama ini. ini benar-benar hal gila yang tak masuk akal yang telah dia rasakan di dunia.     

Untuk kemudian, sebuah tangan itu tampak menyentuh pundaknya. Jubah putih yang menjuntai tampak begitu nyata. Chen Liao Xuan langsung mendongak, dengan mata nanarnya, dan wajah merah padamnya itu.     

"Dewa Li…." lirih Chen Liao Xuan. Dia sangat putus asa, dan seolah mati adalah hal yang dia tunggu sekarang.     

"Putra Mahkota. Kenapa kau bisa sampai seperti ini?"     

"Di mana Anqier? di mana Anqierku, Dewa Li?" frustasi Chen Liao Xuan.     

Li Qian Long tampak diam sejenak, membuat Chen Liao Xuan langsung menarik kaki Li Qian Long dengan sangat kuat.     

"Di mana Anqier! di mana!" kau telah memberikan takdir yang paling mengerikan untuknya, dan sekarang seluruh intisariku telah kembali. Apa yang kau lakukan kepada Anqier, Dewa Li, katakan kepadaku!" teriak Chen Liao Xuan kemudian.     

Untuk setelahnya Li Qian Long langsung menggeser tubuhnya, di sana Chen Liao Xuan melihat sosok Liu Anqier yang terbujur lemah. Berbaring di atas batu yang dipenuhi oleh bunga-bunga. Melihat hal itu, Chen Liao Xuan berusaha bangkit, meski dia terus jatuh berkali-kali. Membuat Li Qian Long ingin membantunya, tapi Chen Liao Xuan menepis tangan Li Qian Long dengan kasar. Hingga pada akhirnya, Chen Liao Xuan berhasil berdiri, dengan cepat dia mendekati tubuh Liu Anqier dan dia langsung ambruk tepat di samping batu yang terbaring sosok Liu Anqier dengan lemah itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.